Random
Ntah tiba2 ak pingin menulis, hal yg lama aku jauhi, hampir 2 bulan hidupku habis didepan laptop, hampir 20 jm tiap hari aku berkhalwat dg nya.
Siang tadi ak pingin menyampaikan sesuatu pada mereka, anak jurnalistik disekolah, tapi entah mulut ini masih tak kuasa untuk menyampaikan..
—–
Tiba2 pikiranku berlari jauh mundur, mengingat beberapa tahun silam. Jogja dg kenangannya. Membeli buku adalah rutinas yg sering ak lakukan dimasa lalu, kini ak bukan tk suka baca, tp aku punya cara beda dlm memahami kisah.
Aku pun bukan tak bisa menulis, tapi ak tk pandai merangkai kata yg manis.
—
Tpi ak selalu bilang ke siswaku memang aku tk pandai menulis dan tk suka baca. Ak munafik. Tpi memang jauh dari itu , ak pun tak mampu. Dan aku membenci ini smua.
Aku benci jika harus mengoreksi tulisan yg harus ak baca dari mreka, ak takut aku tk mampu membenarkannya, krena partnerku lebh menguasai, ak takut ak slah. Ak takut mrereka di marahi. Karena jika mereka revisi berkali2, emosiku selalu kacau. Rasa bodoh, benci terhadap diriku sendri, marah, Membuatku sering berfkir ak lemah..
Ak malu, Malu dg siswaku, malu dg partnerku. Ada beban hebat yg sebnrnya aku rasakan.
Beban pikirnku, impianku, dan rasa cemasku terhadap mereka.
—
Sebuah impian yg harus aku kubur bertahun silam. Impian yg tk lagi mau ak kunjungi, tapi kini malah aku dihadapkan lagi.
Ak selalu mensugest diriku aku tk bisa. Ak tk mmpu. Itu lbh nyaman dri segala hal. Siswaku harus tahu kalo aku memng tak pintar.
—-
Kadang hatiku bergejolak, marah. Apa yg aku bsa perbuat untuk mreka dg kemampuan yg tk ku punya. Aku pingin mundur dan berhenti selalu ada pikiran ini di tiap minggunya….
——-
Jurnalistik, 3 th sudah ak dsni, berkecimpung dg masalalu yg ingin ku jauhi, tpi justru kini aku harus selami, tapi hanya berdiri diujung, ku biarkan partnerku berkecimpung, karena aku memang tk mampu dalam bidang ini. Bukan tak mampu, tapi ak mash menolak untuk mampu, ak merasa malu dan marah pada diriku, kemarahan masalalu yg mash blm bisa ku maafkan.
………..
Kemampuan ku di bidang IT membuat semua orang kadang buta, dan tak perduli ,
Ak hanya seorang guru, ak juga manusia, yg punya batas. Kemajuan IT membuatku belajar lebih, berfkir lebih dan mencari hal baru dg seksama.
Mereka memandangku seolah aku master yg profesional. Padahal mereka tahu aku tak cukup mampu jika harus dihadapkan dg masalah baru.
Urusan hp saja aku harus tau, aplikasi kecil bahkan menginstal2 laptop. Kerjaanku seolah aku in teknisi hp dn komputer.
Ketika mereka ak tolak. Aku tk bisa.
Selalu ada rasa kasihan, rasa penasaran. Bahwa memang aku sebnarnya bisa mnyelesaikan itu, membantu itu, mnjawab itu.
Tingkat penasaranku akan hal baru, atau kesalahan baru membuatku terjebak pada situasi akubharus selalu belajar.
Why??
Aku tk bisa mengontrol emosiku, aku g bisa jadi raja tega.
Omonganku sudah ku ubah. Jahat kasar. Pedas. Tapi dibalik itu , kenapa hatiku selalu menolaknya..
Selalu jadi mslah baru di pikiranku.
Ak terjebak dg tindakanku.
—
Aku orang yg tak sempurna