Suasana sore tak lagi hangat menyapa…
Penuh haru dalam mendung, gelap dan senyap..
Ujung mata pedang semakin diasah kian runcingnya..
laksana akan perang menghadapi pasukan2 musuh..
ya.. musuh..
musuh kasat yang kuat..
menghujam keras melukai batin yang semakin tak waras..
setajam pedang menghunusnya ia semakin kuat, bukan melemah.
apakah ia menang wahai keadaan??
pasukan2 musuh kian merambah..
bukan membawa senjata atau amunisi perang.
cukup membawa bibir yang dihiasi cibiran..
satu kata dua kalimat, teruntai manis laksana madu..
namun terasa pahit bagi batin yang semakin tak waras..
hai musuh..
musuh kasat yang tak terurai..
andai semua batin tau apa yang akan terjadi..
ia tak akan terlihat tak waras saat ini..
hai musuh..
musuh kasat yang tak terurai..
suaramu bergeming dalam nada angin yang pelan tapi jelas.
menusuk pelan tapi kian menancap..
hai musuh..
aku membencimu dalam kasat…
kadang tak tampak tapi melekat..
bisakah kamu diam… mengunci rapat…
jika tidak, aku akan membunuhmu secara cepat.
By : IC
SAJAK KEBENCIAN (Musuh Kasat)
reupload from my second blog